Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Diplomat Perempuan Palestina Soroti Kebijakan Dua Wajah AS di Sidang PBB

screenshot 3302

Updatebanget.id – Nada Abu Tarbush, perwakilan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menjadi sorotan setelah pidatonya yang menentang agresi Israel di Jalur Gaza viral di media sosial. Dalam pidatonya, Tarbush, seorang diplomat perempuan Palestina, menegaskan bahwa Amerika Serikat harus berhenti bermuka dua dengan berpura-pura mendukung Palestina sementara terus mendukung agresi Israel ke Gaza.

Pernyataan kontroversial itu disampaikan oleh Tarbush pada sesi “right of reply” dalam sidang PBB di Jenewa pada 13 November lalu. Sesi “right of reply” merupakan waktu yang diberikan kepada negara-negara untuk merespons pernyataan negara lain dalam sidang.

“AS tidak perlu berpura-pura bahwa kalian membela warga Gaza. AS tidak perlu berpura-pura ketika kalian baru saja mengesahkan paket bantuan militer tambahan miliaran dolar kepada Israel saat Israel menghabisi warga Palestina yang sebagian besar pengungsi dan anak-anak,” tegas Tarbush.

Dalam pidatonya yang mengguncang, Tarbush menyindir laporan yang menyebut AS berencana mengirim amunisi bom senilai US$320 juta ke Israel. Ia juga menyoroti fakta bahwa harga saham industri pertahanan dan produsen senjata AS meningkat ketika Israel terus melakukan serangan di Gaza.

“Apakah AS bisa menjelaskan bagaimana sikap ini sejalan dengan kewajibannya di bawah Hukum Humaniter Internasional dan Hukum HAM[…]Jadi jangan kalian berani bicara bahwa kalian (AS) mendukung dan membela warga Palestina sampai kalian setop mengirim senjata ke Israel yang tengah melakukan genosida,” tandas Tarbush dalam video yang diunggah oleh Duta Besar Palestina di Inggris, Husam Zomlot.

Dalam video itu, Tarbush juga menyerang segala pernyataan pejabat Israel yang mendeskriditkan bangsa Palestina.

“Kepada Israel, kami coba ingatkan bahwa nama kami bukan Otoritas Palestina tapi Negara Palestina. Menteri Keuangan kalian (Israel) juga baru-baru ini mengatakan bahwa tidak ada yang namanya warga Palestina, ok. Dan perdana menteri kalian pada 24 September di Sidang Majelis Umum PBB memamerkan peta Timur Tengah Baru yang di mana Palestina dihapus dari peta itu dan digantikan oleh Israel sepenuhnya,” ucap Tarbush.

“Jika negara-negara Anda semua yang ada di sini adalah negara yang pro aneksasi dan rasis, tapi lembaga ini (PBB) tidak begitu. Karena itu kami meminta dengan rendah hati untuk mematuhi protokol PBB dan nomenklaturnya untuk menghormati seluruh pihak yang ada di ruangan ini.

Dalam kesempatan itu, Tarbush juga membeberkan pernyataan Israel selama ini soal alasan mereka melancarkan agresi ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu. Menurutnya, pernyataan Israel selama ini membuat seluruh dunia bergidik takut.

“Israel selama ini secara efektif berkata: saya bisa membunuh setiap dan selutuh orang di Gaza. Bahwa 2,3 juta warga Gaza adalah teroris, simpatisan teroris, atau tameng manusia sehingga mereka itu target sah (untuk dibunuh),” ucap Tarbush.

“Setiap orang di Gaza, menurut Israel, masuk dalam tiga kategori ini (target sah serangan militer). Anak-anak, wartawan, dokter, staf PBB, bayi di dalam inkubator. Dan sekarang Israel punya keberanian untuk datang ke ruang sidang ini dan mengatakan dengan lantang bahwa ‘kami telah bersikap sesuai dengan hukum internasional’,” paparnya menambahkan.

Agresi Israel ke Palestina memang masih berlanjut bahkan semakin membabi buta sejak perangnya dengan Hamas pecah pada 7 Oktober lalu.

Amerika Serikat bahkan kekeh mendukung Israel yang ogah menerapkan gencatan senjata meski korban sipil terus berjatuhan.

Per Senin (20/11), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan korban tewas akibat agresi Israel sejak 7 Oktober lalu telah mencapai 13 ribu orang.

Sebanyak 5.500 korban tewas merupakan anak-anak, sementara itu sekitar 3.500 korban meninggal lainnya merupakan perempuan.

Saat ini, Israel bahkan semakin gamblang menargetkan rumah sakit di Gaza dalam agresi mereka. Setelah menggeruduk dan memporak-porandakan Rumah Sakit Al Shifa, kini militer Israel menyerang Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza.

Wartawan Al Jazeera, Safwat Kahlout, melaporkan beberapa orang yang tinggal di dekat RS Indonesia di utara Gaza memaparkan kompleks rumah sakit itu telah dikepung gempuran pasukan dan kendaraan militer Israel.

Share:

Arfi AS

Penulis berita bola, prediksi sepakbola paling akurat, percaya diri tulisan tentang dunia olahraganya adalah yang paling cepat dan akurat. Berita reportase juga merupakan keahlian dari Anak kelahiran KOta Soto Lamongan ini