updatebanget.id – Peringatan tersebut disampaikan Inggris dan menyebut bahwa mereka memiliki informasi yang menunjukkan militer Rusia mungkin mulai menargetkan pengiriman sipil di Laut Hitam, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (26/7/2023).
Laut Hitam menjadi kawasan yang berbahaya bagi pelayaran sipil setelah Rusia menyatakan bahwa kawasan tersebut akan menjadi target serangan.
Keluarnya Rusia dari kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam di tengah perang di Ukraina telah menimbulkan beberapa kekhawatiran dunia.
Selain berdampak terhadap pasokan dan harga gandum yang bisa memicu krisis pangan global, mundurnya Rusia dari kesepakatan untuk mengamankan jalur ekspor biji-ijian Ukraina itu juga dikhawatirkan mengancam keselamatan kapal-kapal sipil di Laut Hitam.
Terlebih, kata Inggris, ini karena Uni Eropa berjanji untuk membantu Ukraina mengekspor hampir semua hasil pertaniannya melalui kereta api dan jalan raya.
Harga gandum global telah melonjak 15 persen dalam seminggu sejak Rusia keluar dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam dengan aman selama setahun dan mulai menargetkan pelabuhan Ukraina dan infrastruktur biji-bijian di Laut Hitam serta Sungai Danube.
“Informasi kami menunjukkan bahwa militer Rusia dapat memperluas penargetan fasilitas biji-bijian Ukraina lebih jauh, termasuk serangan terhadap pengiriman sipil di Laut Hitam,” kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward pada Selasa (25/7/2023).
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berbagi informasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama panggilan telepon pada hari Selasa, kata Woodward kepada wartawan.
Inggris juga memiliki informasi bahwa “Rusia telah meletakkan ranjau laut tambahan di dekat pelabuhan Ukraina”, sebutnya.
“Kami setuju dengan penilaian AS bahwa ini adalah upaya terkoordinasi untuk membenarkan dan menyalahkan Ukraina atas setiap serangan terhadap kapal sipil di Laut Hitam,” lanjut Woodward.
Sementara itu, Gedung Putih memberikan peringatan serupa minggu lalu tentang kemungkinan serangan Rusia terhadap kapal sipil dan ranjau laut.
Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam ditengahi oleh PBB dan Turki setahun yang lalu untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk sejak invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.
Untuk diketahui, baik Ukraina maupun Rusia adalah pengekspor biji-bijian terkemuka.
Rusia menarik diri dari kesepakatan tersebut pada pekan lalu, dengan menyatakan bahwa permintaan untuk meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya sendiri tidak terpenuhi dan mengeluh bahwa biji-bijian Ukraina tidak cukup untuk mencapai negara-negara miskin berdasarkan kesepakatan.
PBB berpendapat bahwa pakta tersebut menguntungkan negara-negara miskin dengan menurunkan harga global 23 persen sejak Maret 2022.
Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui akan menjamu para pemimpin Afrika di St Petersburg pada Kamis dan Jumat serta telah menjanjikan gandum Rusia gratis “untuk menggantikan gandum Ukraina”.
PBB mengatakan yang paling rentan akan membayar harga tertinggi atas keputusan Moskow untuk mengakhiri perjanjian Laut Hitam.
Penasihat Kebijakan Luar Negeri Kremlin, Yury Ushakov mengatakan kepada media Rusia pada hari Selasa, bahwa 17 pemimpin Afrika akan berbicara di KTT tersebut.
Sebelumnya pada hari Selasa, Uni Eropa mengatakan bahwa mereka siap untuk mengekspor hampir semua produk pertanian Ukraina melalui “jalur solidaritas” jalan raya serta kereta api melalui negara-negara tetangga UE dan membantu menutupi biaya transportasi.
“Kami siap mengekspor hampir semuanya. Ini adalah sekitar empat juta ton biji minyak dan biji-bijian per bulan dan kami mencapai volume ini pada November tahun lalu,” tegas Komisaris Pertanian Uni Eropa Janusz Wojciechowski.
Wojciechowski mengatakan bahwa UE sedang mencari rencana bersama untuk menutupi biaya transportasi tambahan.
Memperluas transit biji-bijian melalui UE sensitif untuk Polandia dan beberapa negara yang berbatasan dengan Ukraina, di mana petani mendapat tekanan dari peningkatan impor Ukraina.
Pada bulan Mei, UE mengizinkan lima negara yang dekat dengan Ukraina yakni Bulgaria, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Slovakia, untuk melarang penjualan domestik gandum, jagung, serta biji minyak Ukraina hingga 15 September, sambil mengizinkan transit melalui mereka untuk ekspor selanjutnya.
UE akan meninjau larangan tersebut setelah beberapa negara mendorong perpanjangan setelah 15 September.