updatebanget.id – Sejumlah finalis Miss Universe Indonesia (MUID) melapor ke Polda Metro Jaya pada Senin (7/8) atas dugaan pelecehan seksual jelang grand final MUID. Seperti apa kronologinya?
Ajang MUID telah menobatkan Fabienne Nicole Groeneveld sebagai pemenang. Bukan disambut sukacita, kemenangan Fabienne malah ‘disambut’ pengunduran diri pihak-pihak pendukung gelaran. Tak hanya itu, justru kini mencuat kasus dugaan pelecehan seksual.
Para finalis MUID disebut diminta melakukan pengecekan tubuh (body checking) jelang grand final.
Kronologi Dugaan Pelecehan Seksual Miss Universe Indonesia
- Terjadi jelang grand final
Grand final MUID diselenggarakan pada 3 Agustus 2023, sedangkan body checking dilakukan pada 1 Agustus 2023 atau dua hari jelang grand final. Melisa Anggraini, kuasa hukum finalis MUID sekaligus korban, menyebut dalam rundown tidak disebutkan body checking.
Dari keterangan para finalis, Melisa menemukan body checking tidak dilakukan di ruang privat atau tertutup tetapi di sebuah ballroom dengan sekat seadanya.
“Mungkin teman-teman bisa bayangkan ballroom itu terbuka di mana ballroom yang kita ketahui ada CCTV dari segala sudut dan hanya disekat seada-adanya. Disekat dengan banner, disekat dengan gantungan baju, di mana teman-teman sampaikan kepada saya,” terang Melisa dalam konferensi pers di Nur Corner, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (7/8).
Priskilla Jelita Tamariska dan Desak Putu Ratih Widhiarta, keduanya finalis MUID asal Jawa Barat, mengaku saat itu finalis diminta untuk fitting, bukan body checking.
Jelita berkata dirinya diminta untuk fitting gaun malam (evening gown). Namun saat masuk, tiba-tiba dirinya disuruh membuka semua pakaian kecuali celana dalam. Saat menutup area tubuh bagian atas, dia dibentak, dianggap tidak bangga akan tubuhnya sendiri.
“Saya di situ merasa agak tertekan, tapi saya juga tidak bisa berbuat apa-apa karena takut itu sebagai salah satu penilaian,” ungkapnya.
Pengecekan dilakukan di ruang yang disekat kayu dan masih cukup terbuka. Beberapa orang lalu-lalang baik pria maupun wanita. Dia merasa seperti tontonan dan bebas dinilai ini itu. Akibat kejadian ini, Jelita mengaku masih susah tidur.
Sementara itu, Ratih mengaku juga mendapat perlakuan kurang lebih serupa. Saat masuk, ia menemukan finalis lain masih di ruangan dalam kondisi telanjang.
Ketika dirinya dicek, dua finalis lain dipanggil sehingga dalam satu ruang ada empat finalis. Dia pun hanya mengenakan celana dalam.
“Di situ kita disuruh melakukan beberapa pose, seperti harus ngangkang, harus pose belakang. Pengalaman saya sendiri, bagian belakangnya seperti diintip, dan saya saat itu sangat bingung dan sangat tidak nyaman,” kata Ratih.