Updatebanget.id – Pada Jumat (17/11), lima negara, yaitu Afrika Selatan, Bangladesh, Bolivia, Komoro, dan Djibouti, mengajukan permintaan kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki situasi di Palestina terkait dugaan tindakan kejahatan kemanusiaan yang terjadi dalam konteks agresi Israel. Jaksa ICC, Karim Khan, mengumumkan bahwa permintaan ini disampaikan sesuai dengan Statuta Roma Pengadilan Kriminal Internasional, yang memungkinkan suatu Negara Pihak merujuk situasi tertentu kepada Jaksa.
“Suatu Negara Pihak dapat merujuk kepada Jaksa suatu situasi yang mana satu atau dua kejahatan dalam yuridiksi Pengadilan ini tampaknya telah terjadi, dan meminta Jaksa untuk menyelidiki apakah satu atau lebih orang tertentu harus didakwa atas kejahatan tersebut,” kata Khan.
Khan juga menyebut bahwa penyelidikan yang dilakukan oleh ICC di Palestina telah dimulai sejak 3 Maret 2021, membahas kemungkinan kejahatan yang mungkin telah terjadi sejak Juni 2014 di Gaza dan Tepi Barat. Proses penyelidikan ini terus berlanjut, mencakup meningkatnya permusuhan dan kekerasan sejak serangan yang terjadi pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, tiga kelompok hak asasi manusia di Palestina, yaitu Al-Haq, Al Mezan, dan Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, melaporkan Israel ke ICC atas dugaan apartheid dan genosida di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 10.500 orang hingga Rabu (8/11).
Mereka meminta ICC memperluas penyelidikan atas kejahatan perang yang sedang berlangsung di daerah tersebut dengan meninjau pengepungan di Gaza, pemindahan paksa penduduk Gaza, penggunaan gas beracun, dan penolakan atas kebutuhan dasar seperti makanan, air, bahan bakar, hingga listrik.
Sejalan dengan gugatan itu, ketiga kelompok HAM Palestina ini juga mendesak ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Presiden Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
