Updatebanget.id – Setiap tahun pada akhir Oktober, Halloween menjadi perayaan yang dinantikan. Pada saat Halloween, orang-orang sering mengenakan kostum yang unik atau menyeramkan sesuai dengan pilihannya. Namun, ada satu elemen yang tak terpisahkan dari perayaan ini, yaitu lentera yang terbuat dari labu, yang lebih dikenal dengan sebutan Jack-o’-lantern. Buah labu berwarna oranye ini biasanya diukir untuk menyerupai wajah menyeramkan dan diubah menjadi lentera untuk menciptakan suasana yang lebih seram.
Namun, mengapa buah labu selalu menjadi simbol Halloween? Tradisi ini sebenarnya berasal dari mitos Irlandia yang berkisah tentang Jack O’Lantern atau Stingy Jack.
Jack O’Lantern adalah karakter legendaris yang memiliki berbagai versi cerita di berbagai belahan dunia. Salah satu versi mengisahkan bahwa Jack adalah seorang pria cerdik yang selalu berhasil memperdaya setan.
Jack mengembara di dunia dengan bekal api menyala dan melewati jalan-jalan. Legenda ini semakin populer dan menjadikan Jack O’Lantern sebagai bagian dari Halloween, festival untuk orang-orang mati di abad 17.
Jiwa-Jiwa yang Berkeliaran
Di Irlandia, orang mulai mengukir wajah iblis dari lobak atau kentang untuk menakut-nakuti jiwa Jack yang mengembara. Saat imigran Irlandia pindah ke Amerika Serikat, mereka mulai mengukir Jack O’ Lantern dari labu karena merupakan tanaman asli daerah tersebut.
Tradisi itu kemudian populer sampai saat ini dan menjadikan labu sebagai buah yang identik dengan Halloween. Perayaan Halloween juga didasarkan pada festival Celtic Samhain, peringatan di Inggris dan Irlandia yang menandai akhir musim panas dan awal tahun baru pada 1 November.
Mereka meyakini bahwa selama Samhain, jiwa orang-orang yang telah meninggal tahun itu melakukan perjalanan ke dunia lain dan jiwa-jiwa lain akan kembali mengunjungi rumah mereka. Pada abad ke-8, Gereja Katolik Roma memindahkan All Saints ‘Day, hari perayaan orang-orang kudus gereja, ke 1 November.
Ini berarti Malam All Hallows atau Halloween jatuh pada 31 Oktober. Tradisi dari Samhain tetap ada, seperti mengenakan penyamaran untuk menyembunyikan diri dari jiwa-jiwa yang berkeliaran di sekitar rumah.