Updatebanget.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, melakukan perjalanan politik ke sejumlah pemimpin di dunia Arab, termasuk Qatar, Yordania, dan Lebanon. Kunjungan ini merupakan bagian dari kunjungan ketiganya ke wilayah tersebut sejak konflik antara Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober.
Pada Sabtu (4/11) waktu setempat, Antony Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, di Amman. Meskipun tidak ada pernyataan resmi selama pertemuan tersebut, Qatar memegang peran utama sebagai negosiator dalam upaya berdiskusi dengan Hamas selama konflik di Israel dan Gaza.
AS memberikan penghargaan kepada Qatar atas peran pentingnya dalam memastikan pembebasan empat sandera yang ditahan oleh kelompok Hamas, serta atas upayanya dalam membuka gerbang Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.
Menlu AS ke Yordania
Selain ke Qatar, Menlu AS juga mengatakan bakal melakukan kunjungan ke Yordania.
Yordania mengatakan Antony Blinken akan bertemu dengan sesama menteri luar negeri dari mitra utama Arab pada pertemuan puncak di Amman, untuk membahas konflik di Israel dan Gaza.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengumumkan pada Jumat bahwa Menteri Luar Negeri Ayman Safadi akan bertemu dengan rekan-rekannya dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Qatar, serta Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, yang kemudian akan bertemu dengan Blinken.
Kementerian Luar Negeri mengatakan KTT tersebut akan fokus untuk mengakhiri perang dan mengatasi “bencana kemanusiaan yang diakibatkannya.”
Bertemu dengan Menlu Lebanon
Antony Blinken juga bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati di Amman pada Sabtu (4/11). Pertemuan ini sebagai bagian dari perjalanan ketiganya ke wilayah tersebut sejak konflik pecah pada 7 Oktober dan perang berikutnya.
Hal ini terjadi setelah perjalanannya ke Tel Aviv untuk bertemu dengan para pejabat Israel termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Jumat (3/11).
Setelah itu Blinken berbicara tentang perlunya lebih banyak tindakan yang harus dilakukan untuk melindungi warga sipil Palestina.
Namun ia juga mengecam penggunaan warga sipil oleh Hamas sebagai tameng manusia dan menempatkan para pejuangnya di dalam infrastruktur sipil, seraya menambahkan bahwa “warga sipil tidak boleh menderita akibat dari ketidakmanusiawian dan kebrutalan mereka.”