Updatebanget.id – Seorang perawat asal Amerika Serikat, Emily Callahan, telah mengungkapkan kekagumannya terhadap para tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja dengan gigih di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Callahan baru-baru ini dievakuasi dari daerah tersebut dan berbicara tentang betapa luar biasanya para nakes di RS Indonesia.
Situasi di Gaza sedang dalam kekacauan, namun para staf medis di rumah sakit tersebut tetap berdedikasi untuk merawat pasien yang terus berdatangan. Mereka memilih untuk mengabaikan perintah evakuasi ke selatan dan lebih memilih untuk tetap berada di utara guna memberikan perawatan kepada pasien.
Callahan mengungkapkan, “Saya ingin mengingatkan orang-orang bahwa mereka yang memilih untuk tinggal adalah pahlawan sejati. Mereka menyadari risiko yang dihadapi, tetapi tetap memilih untuk berada di sana dan merawat pasien.” Ungkapan tersebut diambil dari laporan kantor berita Turki, Anadolu.
Callahan mengatakan nakes di Rumah Sakit Indonesia tidak gentar meski dirinya sudah mengabari bahwa ada perawat yang meninggal dunia kala Israel meledakkan ambulans di luar rumah sakit.
“Saya mengatakan: ‘Kami kehilangan perawat di akhir pekan. Dia tewas saat ambulans di luar rumah sakit diledakkan,” ujar Callahan.
Namun, dia justru menerima respons yang luar biasa mulia dari pekerja medis di RS Indonesia.
“Inilah komunitas kami, ini adalah keluarga kami. Ini adalah teman-teman kami. Jika mereka membunuh kami, kami akan mati demi menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin,” kata para nakes di RS Indonesia, yang diceritakan Callahan.
Karena keteguhan hati para nakes, Callahan pun setiap hari berusaha memastikan tiap-tiap rekannya itu selamat dan masih hidup. Ia secara rutin mengirim pesan kepada mereka di pagi hari dan sebelum tidur untuk menanyakan kabar para pahlawan tersebut.
“Orang-orang Palestina yang bekerja dengan staf nasional kami, serta staf saya di Rumah Sakit Indonesia adalah orang paling luar biasa yang pernah saya temui dalam hidup saya,” ucapnya.
Callahan sendiri bekerja dengan Doctors Without Borders dan tinggal di Gaza selama 26 hari, setelah konflik Israel dan milisi Hamas pecah 7 Oktober lalu. Dia dievakuasi dari Gaza pekan lalu.
Agresi Israel di Jalur Gaza sendiri sudah berlangsung selama satu bulan. Hingga kini, sebanyak 10.328 warga Palestina tewas, dengan 4.237 di antaranya adalah anak anak dan 2.719 lainnya adalah perempuan.
Di Gaza utara tempat RS Indonesia berada, ada tiga relawan warga negara Indonesia (WNI) yang memilih untuk tetap tinggal dan tidak dievakuasi demi membantu warga sipil di wilayah tersebut.