Updatebanget.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, karena dianggap telah memberikan pidato yang lantang dan tegas dalam membela Palestina dalam rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada tanggal 24 Oktober yang lalu. Menurut Jokowi, sikap yang diambil oleh Retno Marsudi, yang mewakili Indonesia, adalah yang paling tegas di antara negara-negara anggota PBB, dan ia mengakui bahwa dia kagum dengan keberanian Retno dalam panggung internasional.
“Coba bapak-ibu lihat Menteri Luar Negeri Bu Retno Marsudi waktu di Dewan Keamanan PBB, paling lantang, paling keras, dan paling menentang,” kata Jokowi dalam acara Rakernas LDII di Jakarta pada Selasa (7 November).
“Saya juga heran ini, Bu Menlu kita ini, orangnya halus, tetapi kok di Dewan Keamanan galak banget,” tambah Jokowi.
Dalam rapat terbuka Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Timur Tengah yang diadakan di markas PBB di New York, Retno Marsudi menekankan perlunya Dewan Keamanan, yang merupakan badan paling berpengaruh dalam organisasi tersebut, untuk segera menghentikan eskalasi konflik di Gaza dan merestorasi perdamaian di kawasan tersebut.
Retno mengatakan Indonesia mengutuk keras berlanjutnya agresi Israel terhadap warga sipil di Gaza.
“Saya ingin mengingatkan bahwa DK memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan, tidak membiarkan perang berkepanjangan atau membantu salah satu pihak melanjutkan perang,” kata Retno dalam pidatonya menurut rilis Kemlu RI.
Retno menegaskan DK PBB tidak boleh diam menyaksikan bencana dan kejahatan kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina.
“Diam di tengah desingan peluru dan ledakan roket yang memekakkan telinga adalah sangat mengerikan. Dukungan mutlak terhadap salah satu pihak telah memicu penggunaan kekerasan yang tidak proporsional, pelanggaran hukum humaniter internasional, dan impunitas. Menjadi kewajiban kolektif kita untuk mengakhiri siklus kekerasan sebelum tereskalasi menjadi bencana kawasan dan global,” kata Retno.
Ia menuturkan serangan terhadap rumah sakit dan tempat ibadah, blokade listrik, air, bahan bakar, dan pengusiran warga Gaza dilakukan oleh Israel atas nama hukuman kolektif. Di saat yang sama, warga sipil disandera dan menghadapi ancaman nyawa.
“Saya ingin bertanya bagaimana DK akan melakukan tanggung jawabnya? Kapan DK akan menghentikan perang di Gaza, mewujudkan gencatan senjata, membuka akses terhadap bantuan kemanusiaan, menyerukan pembebasan warga sipil, dan menghentikan pendudukan ilegal oleh Israel?” cecar Menlu.
“Berapa banyak lagi nyawa harus dikorbankan sebelum DK mengambil langkah?” tanya Menlu.
Dalam pidato itu, Retno juga menyinggung urgensi memprioritaskan akses kemanusiaan ke Jalur Gaza. Ia memaparkan lebih dari 2 juta nyawa warga Gaza terancam karena tidak ada akses terhadap kebutuhan dasar. Konvoi bantuan kemanusiaan terkendala dan terancam oleh baku tembak.
“DK PBB harus segera mendesak akses bantuan kemanusiaan yang aman dan lancar serta penghormatan terhadap hukum humaniter internasional,” kata eks dubes RI di Belanda itu.
Retno juga menyinggung pengaruh besar yang dipegang DK PBB harus bisa mengatasi situasi di Gaza dan akar masalahnya, serta memastikan terwujudnya pembentukan negara Palestina dengan solusi dua negara.
“Tolong gunakan kekuatan besar Anda untuk kemanusiaan. Warga Palestina berhak memperoleh hak dan perlakuan yang setara. Kita semua manusia. Kita semua berhak memiliki rumah. Kita harus tolak pengusiran warga Palestina. Jangan sampai tragedi 1948 kembali terjadi,” ucap Retno.