Updatebanget.id – Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza merencanakan pembuatan kuburan massal di Rumah Sakit Al Shifa setelah fasilitas medis terbesar di Gaza tersebut dibombardir oleh Israel. Berdasarkan laporan Anadolu Agency, Kemenkes Palestina berencana untuk memulai penggalian kuburan pada Sabtu (11/11) guna menguburkan 100 jenazah yang berada di rumah sakit tersebut.
Direktur Jenderal Kemenkes Palestina, Munir Al-Borsh, menyampaikan kepada Al Jazeera bahwa Israel terus melancarkan serangan udara terhadap rumah sakit selama tiga malam tanpa henti. “Hampir setiap menit terjadi pemboman yang sangat kejam, dengan tujuan untuk membuka jalan masuk ke kompleks rumah sakit,” ucap Al-Borsh.
Al-Borsh juga menjelaskan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh Israel untuk menghalangi ambulans keluar masuk dari dan ke rumah sakit. Pernyataan serupa disampaikan oleh kepala ahli bedah di Rumah Sakit Al Shifa, Marwan Abusada, yang menyatakan bahwa penembakan dan pemboman terus berlangsung secara terus-menerus di sekitar area rumah sakit.
“Anda mendengarnya setiap detik di sekitar Rumah Sakit Al Shifa. Tidak ada yang bisa keluar, tidak ada yang bisa masuk. Orang-orang yang mencoba mengevakuasi diri dari rumah sakit, mereka ditembak di jalanan. Beberapa terbunuh, beberapa terluka,” ucapnya kepada Al Jazeera.
Abusada mengatakan rumah sakit kini tidak bisa lagi beroperasi lantaran tak ada listrik, air, maupun makanan. Dia menuturkan rumah sakit hendak menguburkan jenazah-jenazah yang berada di sana namun serangan Israel menyulitkan proses tersebut.
“Kami memiliki banyak orang meninggal dan kami ingin mengubur mayat mereka. Namun sedih untuk mengatakannya bahwa itu terlalu berbahaya. Kami mencoba membuat kuburan besar, tetapi Israel menyerang kami,” ucap dia.
Ahli bedah di RS Al Shifa, Ahmad Mokhallalati, juga mengabarkan bahwa pasukan militer Israel menembaki siapapun yang keluar masuk di rumah sakit itu tanpa pandang bulu.
“Sehari sebelum kemarin, sekitar jam 2 pagi, listrik berhenti karena beberapa masalah. Insinyur yang pergi untuk mencoba memperbaikinya ditembak oleh pesawat tak berawak dan terluka di lehernya. Empat anggota tubuhnya lumpuh,” kata Mokhallalati.
Mokhallalati pun menyinggung seruan militer Israel yang mengatakan bahwa warga sipil bisa menggunakan pintu keluar di sisi timur kompleks rumah sakit untuk bepergian. Dia menegaskan seruan itu “adalah satu kebohongan besar.”
“Saya melihat sebuah keluarga beranggotakan lima orang di depan mata saya yang mencoba bergerak dari timur kemarin dan mereka ditembak. Jadi mereka kembali dalam keadaan terluka,” tukasnya.
Dalam beberapa hari terakhir, militer Israel menggempur Kompleks Al Shifa secara intensif. Mereka mengepung kompleks medis itu dari segala penjuru sejak Sabtu.
Kendaraan militer Israel ditempatkan di dekat gerbang utama Al-Shifa, yang secara langsung menargetkannya di tengah baku tembak serta serangan drone tiada henti.
Tiga badan PBB telah mengecam situasi horor yang dialami fasilitas kesehatan di Gaza selama lebih dari sebulan agresi Israel.
“Dunia tak bisa diam di saat rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat aman, bertransformasi menjadi tempat kematian, ketakutan, dan keputusasaan,” demikian pernyataan bersama tiga badan PBB seraya menyatakan hampir setengah rumah sakit di Gaza tutup.
Otoritas Palestina pada Jumat (10/11) lalu mencatat setidaknya 11.078 warga Gaza tewas terbunuh imbas serangan udara ataupun artileri Israel. Hampir 40 persen dari korban itu adalah anak-anak.