Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Saudi Menahan Jemaah yang Mengenakan Keffiyeh dan Mendoakan Palestina di Kota Suci, Mengapa?

screenshot 3218

Updatebanget.id – Otoritas Arab Saudi dikabarkan baru-baru ini menahan sejumlah jemaah yang mengenakan keffiyeh, atau syal penutup kepala tradisional Palestina, maupun yang mendoakan rakyat Palestina di Mekkah dan Madinah. Sejumlah kejadian ini mencakup penangkapan seorang aktor Inggris di Masjidil Haram Mekkah dan penahanan seorang pria Aljazair di Masjid Nabawi Madinah, yang mendoakan rakyat Palestina.

Pertanyaannya, mengapa Saudi melarang jemaah memakai keffiyeh dan mendoakan Palestina di Kota Suci?

Menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, tempat-tempat ibadah di Arab Saudi sengaja dibebaskan dari simbol-simbol politik, termasuk dukungan terhadap bangsa, negara, atau kelompok politik tertentu terkait konflik.

“Di Saudi, tempat-tempat ibadah dibebaskan dari simbol-simbol politik, termasuk dukungan terhadap suatu bangsa, negara, kelompok politik, dan lain sebagainya. Maka dari itu, di tanah suci, di Masjidil Haram ketika beribadah, tidak diperbolehkan menggunakan simbol-simbol tersebut,” kata Yon Machmudi.

Yon menjelaskan keffiyeh merupakan simbol yang menunjukkan perlawanan Palestina sehingga penggunaannya dilarang karena dianggap memberikan dukungan kepada Palestina.

Larangan Berdoa Secara Lantang untuk Palestina di Tanah Suci

Yon Machmudi juga mengatakan aksi mendoakan rakyat Gaza secara lantang di depan khalayak sama saja dengan bentuk dukungan politis sehingga yang melakukannya di Masjid Nabawi bisa ditangkap oleh otoritas Saudi.
Menurut Yon, larangan ini ditetapkan Arab Saudi karena negara Timur Tengah itu ingin menjamin agar tanah suci bebas dari berbagai macam simbol, kegiatan, serta hal-hal yang dirasa ‘mengandung unsur-unsur politik’.

“Karena biar bagaimanapun ekspresi di publik itu sangat dibatasi termasuk orang-orang yang berkumpul dalam jumlah sekitar lima orang begitu kan juga tidak diperbolehkan apabila itu membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan politik, baik politik nasional maupun politik internasional, di mana Arab Saudi punya posisi berkaitan dengan apa yang terjadi di negara lain,” ucap Yon.

Yon mengatakan biasanya mereka yang melanggar akan ditahan hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Lama waktu penahanan ini menurutnya tergantung pada serius tidaknya pelanggaran yang dilakukan.

“Apabila masalahnya tidak serius dan tidak ada hal-hal lain yang memberatkan biasanya setelah ditahan diperingatkan untuk tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari, setelah itu dibebaskan,” ucapnya.

Sejak Israel melancarkan agresi di Jalur Gaza 7 Oktober lalu, publik di seluruh dunia banyak yang memberikan dukungan kepada Palestina.

Dukungan itu diberikan dengan berbagai macam bentuk mulai dari demonstrasi hingga karya seni.

Pada 10 November lalu, kepala urusan agama Arab Saudi di Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais, menyarankan agar masyarakat tidak ikut campur atau terlibat dalam apa yang terjadi di Gaza.

Dia mengatakan jika ingin membela Palestina, masyarakat Arab bisa mendoakan mereka alih-alih melakukan kumpul-kumpul massa.

“Anda melihat apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina, apa lagi yang harus kita lakukan terhadap mereka selain mendoakan mereka,” ujarnya.

Share:

Arfi AS

Penulis berita bola, prediksi sepakbola paling akurat, percaya diri tulisan tentang dunia olahraganya adalah yang paling cepat dan akurat. Berita reportase juga merupakan keahlian dari Anak kelahiran KOta Soto Lamongan ini